Minggu, 09 Agustus 2009

Mengapa Sulit berkata, "Saya Tidak Tahu"

(Sumber: LauriePuhn.com) Mengapa ya.., sangat sulit mengatakan, "Aku salah", dan juga sama sulitnya mengatakan, "Aku tidak tahu". Apakah kita takut kalau orang lain berpikir kita bodoh, kuper atau tidak kompeten. Memang, seringkali kita menahan diri mengatakan hal-hal yg merendahkan diri karena ingin memproyeksikan citra diri positif kpd orang lain. Kita ingin tampak hebat di hadapan keluarga, teman-teman dan rekan kerja.

Menurut Anda, apakah mungkin dgn mengakui bahwa anda salah atau tidak tahu sesuatu dapat membuat diri anda tampak baik? Jawabannya pasti YA. Ijinkan saya berkata, dengan anda mengakui kesalahan dan ketidaktahuan anda, secara langsung Anda sudah memberitahu kpd orang lain bahwa anda adalah pribadi yang JUJUR dan TERBUKA PADA KETIDAK-SEMPURNAAN DIRI.

Dalam cerita berikut, anda akan melihat bagaimana berpura-pura tahu mengenai sebuah informasi dan tidak mengakui kesalahan akan menunnjukan diri sebagai individu yang lemah dan mengurangi rasa hormat orang lain. Sabtu pagi dalam perjalanan ke lapaangan golf, dua orang rekan kerja, Dennis dan Mitch, mampir ke sebuah resto untuk sarapan, tetapi aktifitas olahraga keduanya tidak pernah keluar dari lapangan golf atau merambah ke obrolan-obrolan sosial lainnya karena Dennis berpendapat bahwa Mitch adalah individu yg egois dan sikapnya yg seakan-akan tahu segala-galanya bisa sangat mengesalkan.

Senin, 03 Agustus 2009

Hindari Komentar Yg Tidak Perlu

(Sumber: www.LauriePuhn.com) Anda tentu tidak ingin menyinggung orang yang anda pedulikan, bukan? Kenyataannya, walaupun kita berniat baik, kita bisa saja mengatakan hal yg salah pada waktu yg salah dan menyinggung seseorang yg kita pedulikan. Pada cerita itu akan diberikan contoh komentar yg salah akan berbalik menyerang Anda sehingga menciptakan perasaan tidak enak.

Kamis malam, saya(Laurie) sedang makan malam bersama dua orang teman, Ryan yg bekerja di bagian keuangan, dan Mark yg bekerja mendesain dan menjual program komputer. Kami bertiga sudah beberapa bulan tidak ketemu, jadi kami memutuskan makan malam bersama untuk berbagi cerita apa saja.

Saya menceritakan kalau saya mau membeli TV baru akhir pekan itu. Ryan menjawab dengan menceritakan bahwa dia baru saja membeli entertainment system yg terdiri dari TV layar lebar, VCR lengkap dengan speaker surround-nya. "Wow, keren," kata saya. "Kamu beli TV apa?"

"Merk Sharp flat screen 36 inch. Kualitas gambarnya bagus sekali. Kamu mungkin ingin melihat dan membeli TV yg sama. Bagaimana kalo da makan, kalian ke apartemenku untuk melihat, lagian kan udah lama enggak mampir ke apartemenku."

"Ide bagus", kata saya, "Sekarang membeli TV aja jadi rumit, karena banyak pilihan, Mungkin setelah dari apartemenmu, aku bisa memutuskan beli TV yg mana".

Mark juga setuju untuk mengunjungi apartemen Ryan. "Aku juga ingin melihat entertainment center yg baru kamu beli", katanya. Namun, Mark tidak berhenti sampai disitu, dia merasa perlu membagi sedikit pengetahuannya tentang teknologi. Walaupun Mark sangat paham terhadap perkembangan teknologi terbaru, informasi yg dia tawarkan saat itu, tidak bisa diterima temannya".

"Tadi kamu bilang kamu baru membeli VCR?", tanya Mark, "Betul", sahut Ryan. "Sebenarnya," balas Mark, "kalau saja kamu bertanya ke aku dulu, aku pasti akan menyarakan kamu untuk melupakan VCR, Lebih baik beli DVD player." Teknologi DVD menawarkan kualitas suara dan gambar yg lebih baik. Buktinya, aku baru membeli DVD player dan alat itu, sepuluh kali lebih bagus dari VCR. Apa kamu tahu Ryan, kalo banyak film-film baru tidak bisa dibaca di VCR? Kamu tidak akan bisa menyewa film-film itu. Paling tidak seharusnya kamu membeli player yg ada VCR dan DVD-nya."

Ryan merasa tersinggung dan langsung membela diri. "Mark, apa gunanya kamu bilang sekarang kalau aku seharusnya membeli DVD player? Aku baru saja bilang ke kamu kalau aku sudah membeli VCR dan aku sudah senang dengan itu. Aku tidak suka kamu mengatakan itu."