Gengsi bisa berakibat fatal. Beberapa orang kadang malu mempunyai anggota keluarga atau saudara yang memiliki kekurangan, atau ingin menutupi diri kalo dulunya berasal dari keluarga biasa. Ada juga orang berprinsip "Gpp tekor yg penting kesohor" yang mengakibatkan orang memaksakan diri untuk mengikuti mode agar tetap eksis dan diterima oleh komunitasnya. Saya mengambil salah satu lakon dalam wayang. Keliatannya kurang pas ya? karena selain kisah dongeng dan jadul, wayang biasanya hanya ditonton oleh orang-orang tua saja. Tapi ceritanya bagus kok!
Kakak-beradik bernama Bambang Sumantri dan Bambang Sukrasana yang hidup di masa Raja Arjuna Sasrabahu di kerajaan Maespati (bukan Arjuna-nya Pandawa). Kisah ini lebih tua dari Ramayana (Peperangan Rama – Rahwana Raja Alengka untuk merebut Dewi Sinta), apalagi cerita Barata yudha (Peperangan Pandawa – Kurawa) yang tergolong paling muda. Kisah ini saya baca dari buku terbitan tahun 70-an.
Sosok fisik, sifat Sumantri dan Sukrasana
Sosok fisik, sifat Sumantri dan Sukrasana
Sumantri ambisius, ingin berprestasi dan termotivasi untuk menjadi yang terbaik. Ciri-ciri ini biasanya dimiliki oleh anak pertama, mereka biasanya lebih berprestasi di bidang akademis dibanding adik-adiknya. Sedangkan Sukrasana, orangnya sederhana, tidak banyak motivasi dalam hidupnya, dia hanya ingin hidup rukun dan damai dengan semua makhluk ciptaan Tuhan. Ciri ini biasanya dimiliki oleh anak bungsu, mereka biasanya tidak pandai dalam akademis namun pandai dalam bergaul (bersosialisasi). Meskipun Sukrasana tidak terlalu berambisi dalam menuntut ilmu namun dia selalu mendapatkannya dengan mudah berkat kemampuannya yang baik dalam berinteraksi dan bergaul dengan semua mahluk ciptaan Tuhan tanpa melihat status sosial.
Di sisi lain, ternyata Sumantri memiliki satu kekurangan, yaitu terlalu jaga image bila berinteraksi dengan orang-orang berpangkat. Sumantri malu memperkenalkan adiknya, Sukrasana yang ber-fisik jelek dan merupakan inti dari cerita ini.