Minggu, 29 Agustus 2010

Bahaya Sampah Plastik


Berturut-turut tahun 2006 dan 2008, pemerintah memberikan penghargaan kepada Bandung sebagai kota metropolitan terkotor. Ketika saya membaca sebuah milist, seorang wanita warga Bandung berkomentar: "Ini sebenarnya ulah warga Jakarta yang datang ke Bandung untuk shopping atau sekedar jajan2, wisata kuliner lalu ninggalin sampah yg menumpuk".

Saya sendiri menyimpulkan kalo majunya suatu perekonomian di suatu kabupaten atau kota di Indonesia, selalu sejalan dengan meningkatnya sampah di daerah tsb.



Sampah adalah hal sepele dan tidak berguna, tetapi karena sering dicuekin sampah menjadi bencana seperti tercemarnya tanah dan banjir. Menurut saya, pemerintah harus memasukan pendidikan lingkungan sejak dini.

Berbicara lebih spesifik, Sampah plastik adalah sampah yg berbahaya karena susah terurai di dalam tanah atau air, membutuhkan waktu 10 s.d 500 tahun sehingga akan menyumbat selokan, sungai bahkan memenuhi laut. Kalo jaman kecil saya dulu seperti bungkus makanan dari daun pisang atau daun pohon jati, bisa terurai dalam hitungan bulan.

Plastik adalah hasil penelitian manusia yg sangat berguna, yang dapat membungkus barang dan makanan dengan baik, tidak ada pori sehingga tidak bocor bila ada cairan namun karena murah dan tidak dianggap sebagai hal penting, maka orang sering sekali berganti-ganti kresek (plastic bag) untuk menampung pembelian barang-barang di pasar, supermarket. Tips-tips untuk mengurangi sampah plastik adalah sbb:

1. Gunakan Kresek Berulang Kali.
Anda bisa menggunakan kresek berulang kali saat berbelanja. Kalau anda agak malu, pakailah plastik yang agak bagus. Jika setiap orang membiasakan ini, maka sampah akan sedikit berkurang.

2. Gunakan tas dari kain.
Saya pernah melihat, tetapi tidak sempat saya foto, di Indomaret dijual tas dari kain untuk menampung belanjaan. Sehingga ketika membeli barang di mall atau supermarket, anda akan merasa nyaman dan pantas membawa tas kain daripada kresek plastik.

Di acara VOA (Voice Of America) di MetroTV, saya pernah melihat, bahwa sebuah supermarket di daerah Washington D.C mewajibkan pembeli membawa kresek plastik dari rumah, bila tidak membawa, mereka harus membelinya di supermarket tersebut. Ini adalah sebuah tindakan yg patut dicontoh oleh perusahaan2 retail di Indonesia.

3. Pemerintah harus mewajibkan penggunaan kresek plastik ramah lingkungan kepada pedagang khususnya pedagang kecil.

Saya perhatikan, perusahaan retail sudah cukup peduli terhadap Lingkungan. Setiap saya membeli makanan, pakaian di Minimarket, Supermarket, Departemen Store dan waktu itu tidak membawa kresek atau tas kain, Supermarket menggunakan kresek plastik ramah lingkungan. Iya, kresek plastiknya terdapat tulisan. "This bag is degradable and will decompose within 2 years. Please help us support our environment by reusing this bag."




Terakhir mengingat saran Steven Covey di buku 7 Habit-nya, yang berbunyi, “ Taburlah gagasan, akan menuai perbuatan, taburlah perbuatan, akan menuai kebiasaan, taburlah kebiasaan, akan menuai karakter, taburlah karakter, akan menuai nasib.

Jadi kalo ingin nasib lingkungan kita menjadi bersih, kita harus berbuat terus-menerus (kebiasaan) sehingga menjadi menjadi karakter bangsa yang peduli lingkungan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar